Ashoka Bahasa Indonesia

Ashoka Bahasa Indonesia

Ashoka berkolaborasi dengan PeaceGeneration Indonesia untuk membantu tenaga pendidik dalam mewujudkan sistem pendidikan yang progresif, menjadi agen perubahan di abad 21, dan menciptakan mindset pembaharu melalui program Gaharu dan Guru Abad 21.

Mengapa Ashoka Bekerja Sama dengan PeaceGeneration Indonesia?

Ashoka adalah pelopor kewirausahaan sosial yang telah memilih dan memperkuat lebih dari 4.000 jaringan Ashoka Fellows dari 93 negara di dunia, termasuk 205 dari Indonesia. Ashoka Fellows merupakan para pemimpin visioner yang mengatasi masalah sosial dan lingkungan melalui perubahan sistem dan kerangka yang rumit. Mereka telah menggerakkan orang lain untuk menciptakan perubahan, sebagian besar sejak mereka masih muda.

Sebagai lembaga yang bergerak untuk mengatasi masalah sosial, Ashoka melihat kondisi di mana tidak adanya ruang untuk bercerita tentang profesi dan kesulitan yang dialami oleh guru di Indonesia. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut, Ashoka menyelenggarakan  program Gaharu dan Guru Abad 21 agar guru dapat membahas masalah bersama dan mendiskusikan bagaimana solusinya.

Program tersebut memiliki tujuan untuk menumbuhkan empati sesuai dengan modul yang dimiliki Ashoka, yaitu modul 5R Tahapan Mewujudkan Perubahan (Rasa, Raih, Rancang, Rencana, dan Rawat).

Dalam menyukseskan program ini Ashoka juga berkolaborasi dengan PeaceGeneration Indonesia karena kami telah beberapa kali menyelenggarakan program Guru Abad 21. Program Guru Abad 21 dan program Gaharu memiliki keterkaitan satu sama lain, sehingga materi yang diberikan dapat saling direlasikan.

Bagaimana Dampak dari Bentuk Kerja Sama Ashoka dengan PeaceGeneration Indonesia?

Dalam kolaborasi ini, PeaceGeneration Indonesia telah membantu Ashoka dalam menyelenggarakan program ini dengan menyediakan fasilitator untuk 3 grup, yaitu Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Nahdatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

Pada pelatihan ini, PeaceGen membuat dokumentasi training, membuat gamifikasi training, membuat konsep training, memfasilitasi peserta dalam breakout room, memfasilitasi peserta dalam membuat action plan, menyediakan narasumber dan moderator, serta backup operator.

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Ashoka is improving the ecosystem of growing-up years so that every child masters empathy and every young person practices changemaking. For this priority, in Indonesia Ashoka is working with strategic partners that believe in Everyone a Changemaker as their strategy to move forward. Among many, these organizations are school networks, grassroot women network, faith and spiritual leaders, as well as media and influencers that can create change together.

Chakravartin Ashoka Samrat (Indonesia: Raja Ashoka yang Agung) adalah sebuah serial drama sejarah India produksi tahun 2015, yang tayang di Colors TV India dan ANTV Indonesia Serial ini dibuat dan ditulis oleh Ashoka Banker.[2][3][4] Di bintangi oleh Mohit Raina sebagai Ashoka, sementara Siddharth Nigam memerankan karakter di masa remaja.

Chakravartin Ashoka Samrat berdasarkan kisah nyata Asoka yang Agung (304–232 SM), Raja ketiga dari dinasti Maurya India.[3][5][6][7][8][9][10] Drama sejarah ini diproduksi oleh Contiloe Entertainment, dan disutradarai oleh Prasad Gavandi. Serial ini pertama kali ditayangkan 2 Februari 2015 dengan durasi penayangan selama 1 jam untuk 20 episode perdana di India.[11][12] Sementara di Indonesia tayang perdana 11 Mei 2015 di ANTV dan berakhir pada hari Minggu 13 November 2016.

Awalnya, serial ini fokus pada kehidupan dan kisah cinta orang tua Ashoka Dharma dan Bindusara. Bindusara adalah Raja Magadha yang tengah berkuasa, sementara ibu tirinya melakukan konspirasi untuk melawannya. Bindusara diserang oleh suruhan Ratu Helena namun diselamatkan oleh gadis Brahma berparas cantik dan cerdas bernama Subhadrangi/Dharma. Kagum akan kemampuannya, Bindusara pun jatuh cinta dan menikahinya. Kemudian Dharma hamil. Sesi ini berakhir ketika salah satu istri Bindusara dan ayahnya Mir Khorasan mencoba untuk membunuh Dharma. Dharma melahirkan seorang anak laki-laki dan memberinya nama "Ashoka" (tanpa kesedihan).

Serial ini kemudian fokus pada masa kecil Ashoka; yang mendapat bimbingan dan latihan dari Acharya Chanakya. Acharya Chanakya percaya bahwa Ashoka akan menjadi penguasa Magadha yang hebat karena kepribadiannya dan sumpahnya untuk melayani tanah air hingga akhir hayatnya.

Acharya Chanakya menjadi ancaman bagi Ratu Helena, Permaisuri Charumitra, Pangeran Susima, Khalatak, dan Pangeran Siyamak bersatu untuk melenyapkan Acharya Chanakya. Namun pada saat terakhirnya dia menyampaikan keinginannya melihat Ashoka menjadi Raja Magadha bagaimanapun caranya.

Ashoka yakin Acharya Chanakya tidak meninggal secara kebetulan. Ashoka bersumpah untuk menghukum para pelaku sekaligus mewujudkan harapan dan sumpah terakhir Chanakya untuk menjadi Raja Magadha.

Ashoka ditugaskan ke Takshashila untuk mengakhiri kekejian Keechak, dan setelah perjuangan yang amat berat, tugas ini berhasil dituntaskan. Di sanalah dia bertemu dengan Putri dari Kalinga, Kaurwaki.

Ashoka kembali ke Patliputra. Dari Ratu Helena yang tengah sekarat dia mengetahui pembunuh Acharya Chanakya. Dia mencoba menghukum para pelaku yang tak lain adalah keluarganya sendiri, namun keadaan berbalik; membuatnya menyerang Raja Bindusara dan melukai Susima. Demi alasan keadilan, Bindusara mengusir Ashoka dari Patliputra, Permaisuri Dharma memilih pergi dengannya.

Ashoka berubah menjadi kejam sehingga dijuluki Chand. Bersama Permaisuri Dharma dan adiknya, Pangeran Vit tinggal di rumah milik saudagar Dhanisharam ayah Devi di Ujjain. Sementara itu di Kalinga, Kaurwaki berusaha meyakinkan Raja Jagannath untuk merestui hubungannya dengan Ashoka. Di Patlputra, Bindusara menjadi lebih keras dan kasar, sementara Pangeran menjadi lebih kuat dengan bantuan ilmu hitam.

Di Patliputra digelar pertandingan gulat. Saat pertandingan antara Ashoka, Permaisuri Dharma dan Pangeran Vit menghentikan pertandingan. Raja Bindusara memaafkan mereka dan meminta mereka untuk kembali ke Patliputra. Permaisuri Dharma dan Pangeran Vit kembali kembali, namun Ashoka menolak. Dia pergi ke hutan dan bertemu Kaurwaki, kemudian menyelamatkan Devi dan ayahnya dari Nirankush. Ashoka kembali ke Patliputra dan mengungkap praktik perpajakan yang dilakukan oleh Kondna selama 10 tahun terakhir kepada Raja Bindusara.

Ashoka menyusun rencana untuk menangkap Kondna. Dari Nirankush Ashoka mengetahui bahwa Kondna adalah Ratu Helena. Ashoka atas bantuan Lasandra (musuh Helena) berhasil membuat Helena menyerahkan diri yang sampai akhir hayatnya masih sempat menyusun rencana untuk Siamak.

Kemudian, persiapan pernikahan Ashoka dan Kaurwaki dimulai. Setelah mengetahui ramalan buruk atas penikahan keduanya Dharma tidak setuju. Sementara Jagannath setuju dengan pernikahan tersebut dengan syarat Bindusara menyerahkan tahta Magadha kepadanya setelah pernikahan usai. Bindusara setuju. Dihari pernikahan Ashoka mengetahui kesepakatan ini dan membatalkan pernikahan dan melukai Jagannath. Dalam keadaan emosi Ashoka menikahi Devi di depan Kaurwaki.

Siamak pergi ke Takshasihla dan memanggil tentara Yunani untuk melakukan kudeta. Ashoka membunuh Siyamak kemudian kembali ke Patliputra. Susima mengendalikan Bindusara, sementara Jagannath menuduh Ashoka telah membunuh Kaurwaki. Devi menemukan Kaurwaki dan menyelamatkan Ashoka. Setelah kematian Bindusara Susima dan Ashoka bertarung, tapi Susima melompat ke pit yang membara. Ashoka dinobatkan sebagai Raja Magadha.

Serial ini diakhiri dengan Perang Kalinga.

Pengambilan gambar dilakukan di Jaisalmer, Kerala, Mumbai's Film City dan Karjat.[6] Seorang lightman meninggal di lokasi pada April 2015.[43] Chakravartin Ashoka Samrat dipromosikan di acara "Comedy Nights with Kapil" untuk episode khusus Maha Shivaratri pada bulan Februari 2015[44] Sebuah aplikasi permainan "Ashoka:The Game" dirilis oleh Colors TV pada bulan April 2015.[45][46]

The Times of India memuji rekonstruksi yang dilakukan Ashoka Banker mampu mengisi celah sejarah dan menyatakan mereka menyajikan "sajian fiksi yang menarik" untuk acara ini.[51] Bollywood Life, Letty Mariam Abraham, memberikan acara ini 3 dari 5 bintang; memuji set, efek visual dan pesan dari acara ini. Lebih jauh dia memuji Siddharth Nigam sebagai "seorang aktor brillian yang sudah tidak perlu diragukan lagi"; lebih lanjut menulis "badannya yang kekar membuatnya menjadi aktor yang tepat untuk memerankannya." Abraham menutup"serial ini terlihat menjanjikan namun ada beberapa aspek yang masih perlu dibenahi. Saya menyarankan orang menonton drama kolosal ini karena Siddharth Nigam dan efek visuanya."[52]

India.com, Prathamesh Jadhav, menulis "Sejak episode perdananya kita harus akui drama ini terlihat lebih menjanjikan dengan cara pengisahannya yang menarik." Lebih lanjut dia menyatakan, "Yang kita sukai adalah penggambaran dan kecerdasan yand terlihat dari efek khussu dan tim VFX. Pengerjaannya dilakukan dengan commendable." Dia menutup "semakin ke sini dari apa yang kita lihat harus diakui bahwa acara ini terlihat menjanjikan dengan para pemerannya, set dan detail yang digunakan untuk membuat kisah ini terasa nyata."[53]

Work with Ashoka’s CEO, Asia regional leaders, and other senior stakeholders to build in the

region an integrated, fluid team of teams by weaving together Ashoka Fellows, and carefully

selected movement partners.

Raise resources, pioneer new revenue models, and garner strategic support to help make

“Every child must master Empathy and Changemaking” the new normal.

The Empathy Movement Leader should have a track record of creaꢀng new ideas that have

resulted in a systemic change in his/her field. He/she should believe deeply in the power of social

entrepreneurship and understand Ashoka’s Everyone a Changemaker™ vision.

Experience working with and/or managing programs centered around furthering empathy,

Networks which cut across sectors (such as educaꢀon, NGO, government, commercial, etc)

A track record of innovaꢀng soluꢀons and successfully bringing them to fruiꢀon

Experience in significantly scaling the social impact of organizaꢀons

Proven ability to lead through influence, ideas, and excepꢀonal communicaꢀon skills

Demonstrated effecꢀveness in major client/partner relaꢀonship management, fundraising,

resource mobilizaꢀon, and balanced budget management

Gracious team player and emoꢀonal maturity

Indonesian naꢀonality

Fluency in Bahasa Indonesian

Minimum 10 years’ experience

About Ashoka Indonesia

Ashoka Indonesia launched in 1984, as the second country office aꢁer India. Since then, it has

elected and supported more than 180 leading social entrepreneurs in the fields of educaꢀon,

health, human rights, civic engagement, environment and economic development. Ashoka

Indonesia works with other social networks, schools, universiꢀes and companies to accelerate

the field of social entrepreneurship and social impact. Through Ashoka's Young Changemakers

program, Ashoka has supported more than 150 young people (12-25 years old) to develop their

changemaking skills through applied empathy, teamwork, and leadership. Through Ashoka's

Changemakers.com plaꢂorm, Ashoka has worked on themaꢀc social innovaꢀon challenges to

pool and connect people, ideas and resources in 300 different projects.

If you are moꢀvated to improve Indonesian society and Southeast Asia through this important

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.